jepret.indah

jepret.indah
kita semua sama :) tag ada yg berbeda =D

Senin, 27 Desember 2010

Sebuah Kisah Anak Tuna Rungu

Ibu mana pun akan sedih jika anaknya hidup dalam keadaan yang kurang dari anak normal lainnya, termasuk ibunya Gwen. Kelahiran seorang anak dalam keluarga adalah idaman termasuk ibu ini, tapi ketika beberapa bulan Gwen lahir, ada keanehan yang terjadi pada diri Gwen.
Gwen lahir dengan bobot 3 kg dan panjang 49,5 cm. Gwen tumbuh seperti bayi lainnya. Pada usia 1,5 bulan dia sudah bisa tertawa cekikikan. Usia 2 bulan, dia sering mengoceh,”Buuuu” atau “Baaaa”. Pada usia 5 bulan, dia mendadak memiliki kebiasaan menggeleng-gelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan cepat, namun ketika sang ibu mencium telinganya, ada aroma yang berbeda. Telinga Gwen mengeluarkan bau dan ketika dikeluarkan dengan cotton bud, tidak ada kotoran yang keluar. Saat dibersihkan, Gwen tidak menangis sama sekali.
Gwen berkarakter begitu tenang, sehingga ketika ada topan (usianya menginjak 4 bulan), dia tidak terganggu dengan suara-suara akaibat topan, malah tekun menatap TV dan tidur di pangkuan ibunya. Sang Ibu membawanya ke dr. Chung. Ketika ada suara gemerincing dibunyi dokter, Gwen menoleh sebentar karena melihat mainan itu, bukan suaranya, saat itu usianya 6 bulan.

Gwen diperiksa di Phonak Hearing Center dengan 2 tes, yaitu DPOAE (Distortion Product Otoacoustic Emissions) untuk melihat respon sel-sel rambut di rumah siput saat diberikan bunyi. Tes kedua, yaitu Tympanometer, yaitu untuk memberikan tekanan berupa gelombang suarake gendang telinga dan melihat apakah gendang telinga bergerak jika diberikan tekanan. Dari gendang telinga seharusnya menggerakkan 3 tulang pada telinga tengah lalu menggerakkan sel-sel rambut di rumah siput. Kedua tes ini dilakukan dengan memasukan tube ke dalam telinga Gwen. Mr. Kam (seorang audiologist) yang memeriksanya menemukan bahwa telinga bagian tengah Gwen berwarna opaque, yang mengidentifikasikan infeksi.
Diagnosis lain adalah Gwen mengalami mixed hearing loss, dia memiliki gangguan pada telinga bagian dalam karena tidak adanya respon sel-sel rambut di rumah siputnya saat diberi bunyi untuk kedua telinganya. Gwen lalu diberi obat antibiotik untuk 3 minggu. Ibu ini berusaha mencari penyebabnya dengan melakukan berbagai tes dari beberapa dokter. Ada kemungkinan apa yang etrjadi pada Gwen merupakan faktor genetis atau infeksi virus saat kehamilan kata dr.Lo.
Gwen diajak tes ABR (Auditory Brainstem Response) untuk melihat grafik respon otak saat diberi bunyi. Selama tes ini Gwen harus tidur agar mendapatkan respon otak yang benar-benar berasal dari rangsangan yang di dapat oleh telinga dan bukan indera lainnya. Caranya dengan meletakkan kabel-kabel di dahi bagian depan, di tulang mastoid (di belakang telinga) kiri dan kanan, dan di tulang pipi sebagai grounding. Dari hasil tes itu, Gwen tidak merespon suara yang kerasnya 100 desibel. Artinya jika Gwen berdiri di samping pesawat yang akan lepas landas, dia tetap idak bisa mendengar.
Setelah 3 minggu antibiotik dimakan, Gwen diajak lagi ke dr. Kam lalu di tes dengan Puretone Audiometri (Free Field Test). Akan diberikan suara dan Gwen diminta mencari sumber suara. Hasil tes itu, Gwen memiliki gangguan berat pada telinga bagian dalam. Gwen lalu diajak ke dr. Wong. Beliau mengetes dengan suara yang keras dari mainan-mainan. Hasilnya, dengan tegas dokter berkata Gwen TULI. Dokter menyarankan tidak ada guna mencari penyebabnya, tapi apa yang akan dilakukan selanjutnya. Beliau menyarankan menggunakan cochlear implant (penanaman chip komputer dan elektroda di rumah siput).
Gwen melakukan pemeriksaan darah dan urin dengan dr. Winnie Goh, yang hasinya menunjukkan bahwa gangguan pendengaran Gwen disebabkan oleh virus CMV(cyti-megalovirus). Ibunya Gwen ternyata pernah terjakit virus ini dan kemungkinan virus ini berasal dari kotoran anjing yang terinjak saat itu kekebalan tubuh kita lemah. Dari hasil urin Gwen masi ada rasio virus yang tinggi sehingga harus mencuci tangan setiap membersihkan kototan dan liurnya. Virus yang ada di tubuh Gwen dapat keluar perlahan-lahan melalui kotorannya. Menurut dr.Goh,anak-anak yang terkena virus mengalami keterlambatan motorik atau keterlambatan lainnya dan Gwen dianjurkan mengikuti physio theraphy dan occupational theraphy.

Minggu, 19 Desember 2010

serunya melihat mereka beraksi tanpa rasa rendah diri =D

 


Kamis, 16 Desember 2010

kisah nyata


kisah nyata

"kesembuhan yang didasari  dengan cinta dan ketelatenan"

Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya mengalami penderitaan. Banyak orang tua yang melakukan segala upaya untuk meringankan penderitaan anak. Orang tua dengan anak-anak berkebutuhan khusus (autis, down syndrom, learning syndrom, hiperaktif, cerebral plasy, dan sebagainya) banyak mengalami kelelahan karena harus berhadapan dengan banyak hal yang dilakukan anaknya, tetapi itu tidak membuat orang tua menyerah dan berhenti berusaha.Ibu Mariani, selama 10 tahun berusaha terus menerus mencari cara dan tempat untuk kesembuhan anaknya, Edo Kristanto, yang juga adalah anak berkebutuhan khusus. Pencariannya akhirnya sampai pada seorang terapis akupuntur di daerah Kalikotes, Klaten. Terapis inilah yang kemudian dengan sabar dan telaten berusaha membuat Edo menjadi lebih baik. Selama dua tahun Edo ditangani secara khusus oleh terapis tersebut. Eko Tunggono, begitulah terapis akupuntur itu, berhasil membuat Edo hidup lebih baik. Sekarang anaknya itu sudah berkeluarga, bahkan sudah punya anak tiga. Kesembuhan anaknya inilah yang kemudian mendorong Ibu Mariani mendirikan klinik akupuntur untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Juga didorong dengan nazar Ibu Mariani atas kesembuhan anaknya. Selama lebih dari delapan tahun klinik ini telah mengembalikan banyak anak-anak berkebutuhan khusus pada kehidupan normal keseharian. Tidak hanya terbatas dari Klaten saja tetapi bahkan dari Sabang sampai Merauke. Setiap hari saja minimal 70 orang yang datang untuk melakukan terapi ke sana. Karena bagi Ibu Mariani, Merawat dengan Kasih adalah kunci untuk menjadikan anak bisa menerima suatu kondisi yangtidak di inginkan. Karena ada sebuah pepatah mengatakan bahwa “Jika ide adalah karya dari pikiran, anak adalah karya dari cinta.